Jika setiap perokok di negri ini berani merokok di area
publik, artinya setiap orang yang berusaha menjaga tubuhnya dengan tidak
merokok adalah perokok pasif di area publik. Menyebalkan bukan? Kenapa para
perokok itu tidak menghargai orang orang yang bekerja keras menjaga kesehatan
meraka? Mengapa para perokok begitu egois? Apa masker membantu para non-perokok untuk
menghidari bahaya asap rokok? Mungkin pertanyaan seperti itulah yang bergejolak
di hati saya mungkin sebagian besar para non perokok yang terpaksa harus
menjadi perokok pasif karena harus berpapasan dengan perokok di mana saja. Di Indonesia
ini memang sulit untuk
memperingati para perokok agar tidak merokok di area publik. Jika dilihat dari
tingkah lakunya seorang perokok biasanya sangat egois saat diperingati oleh
para non perokok untuk tidak merokok di depannya. Ada saja yang ia lontarkan
untuk membela para perokok agar mereka dapat menyangkal argument dari para non
perokok. Mulai dari yang seolah mengabaikan bahkan melecehkan, lucunya mereka
tidak terlebih dulu apa yang mereka ungkapkan. Payah bukan?
Dalam postingan
kali ini saya akan coba menanggapi apa yang mereka ucapkan saat menyanggah
ucapan non perokok. Mungkin juga sedikit usulan usulan sepele saya agar semua
masyarakat Indonesia yang tidak merokok tidak lagi terpaksa menjadi perokok
pasif.
Hal pertama
yang saya tanggapi adalah komentar yang sering dikatakan perokok yaitu “gak
merokok gak jantan” what? Mungkin sorang ini belum tahu pasti dampak
dari merokok ini. Kenapa saya bilang seperti itu? Lho bukankah sudah banyak
yang tahu macam macam penyakit yang di timbulkan rokok? Sekarang coba pikir apa
penyakitan itu jantan? Belum lagi dalam rokok mengandung TAR yang merupakan
bahan campuran dari aspal. Apakah makan aspal itu jantan? TAR merupakan zat yang membuat paru- paru
perokok kotor, berlendir dan cenderung hitam, apakah berparu paru kotor itu
jantan? Perokok yang aktif merokok di area public juga merugikan orang lain
seperti menyebarkan virus yang justru memamerkan penyakitnya agar semua orang
tertular. Apakah hal seperti ini jantan? Apakah seseorang dengan penyakit
menular terlihat jantan? Apakah Bukankah
semua itu justru menjijikan? Jika anda perokok anda sama saja mengaspal paru
paru anda, apa anda setega itu pada diri anda? Hei rokok juga mengganggu system
reproduksi bias saja suatu saat anda tidak punya anak karena kesalahan pada system
reproduksi anda, apakah tidak bias punya anak itu jantan? Jika anda tak percaya
karena anda adalah perokok coba lakukan
percobaan sederhana saat anda merokok. Yang harus anda lakukan adalah siapkan
sapu tangan saat anda merokok, coba penuhi mulut anda dengan asap rokok, lalu
tutup mulut anda dengan saputangan tersebut, terakhir hembuskan asap rokok itu
pada sapu tangan. Anda dapat lihat sendiri hasilnya sapu tangan itu akan
menjadi lengket dan bernoda.
“gak
merokok gak jantan” itu adalah tanggapan umum yang sangat menyebar di
masyarakat Indonesia ini namun ada
banyak pula perokok yang menyangkalnya. Mereka justru berkata “merokok
bukan masalah jantan atau tidak jantan tapi cita rasa” ok, saya pikir anda
sudah ketagihan nikotin. Baiklah dari kata cita rasa yang anda ucapkan saya
dapat menyimpulkan itu nikotin. karena
zat yang satu ini merupakan zat yang sangat additive, selain itu zat ini juga
menimbulkan sensasi adrenalin yang menurut beberapa website sensasinya sama
ketika kita melihat film horror atau menaiki roller coaster. Selain itu juga
nikotin memiliki dampak seperti menimbulkan semangat pada diri anda juga
menghilangkan rasa kantuk, sama dengan caffeine hanya saja lebih kuat. Nikotin juga menghilangkan rasa lapar sehingga banyak
perokok lupa waktu makannya dan akhirnya terserang gangguan pencernaan mulai
dari yang sederhana maupun yang kompleks. Nah jika Nicotine akan mempertebal
dinding pembuluh arteri anda yang bisa sajamenyumbatnya, lalu ini akan
mengganggu kinerja otak anda. Nah bagaimana? Apa gangguan gangguan itu akan
terasa enak lagi? Lalu bagaimana jika terserang komplikasi? Apa akan terasa
nikmat lagi.
Terakhir hal
bodoh yang akan saya tanggapi adalah ”toh merokok gak merokok mati mati juga” “udahlah
hidup mati itu di tanggan tuhan” artinya anda tidak menghargai apa yang
di berikan tuhan dengan merusaknya, tahukah anda dalam rokok juga terkandung
karbon monoksida yang bersifat racun, di salah satu tayangan televisi saya
menyaksikan dimana semua orang dalam pasar yang sedang bertransaksi di suatu
desa di afrika meninggal karena ulah gas ini. Itu artinya anda berusaha
membunuh diri anda lebih cepat. Apa artinya? ya anda merusak pemberian tuhan
yang baik untuk anda. Sama saja anda tidak menghargai tuhan dengan
menyianyiakan pemberiannya. Bukankah tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk
anda? Bayangkan jika anda dilahirkan sudah memiliki organ sama dengan perokok berat.
Tuhan memberikan organ yang bersih kok malah dikotorin, bayangkan jika anda
memberikan baju kepada seseorang dan orang tersebut di depan anda dengan
sengaja menyiramnya dengan tinta permanen bagaimana perasaan anda? Ya itu baru
satu kali bagai mana dengan anda? Jika anda perokok berat dan merokok 12 bahkan
24 kali sehari? Berapa kali anda sudah mengotori hadiah dari tuhan sejak
pertama merokok? Ya walaupun saya setuju jika merokok ataupun gak merokok toh
mati mati juga tapi setidaknya anda menghargai pemberian tuhan itu dengan tidak
merusaknya .
Ya seperti
itu tanggapan saya kepada komentar komentar perokok, satu lagi kepada perokok
yang sering merokok di angkot, kelas, bis, tempat makan, dan fasilitas umum
lainya coba renungkan ini. Dengan tidak menghargai pemberian tuhan anda sudah
berbuat dosa namun saya yakin tuhan itu maha pemaaf jadi bisa saja anda
diampuni, namun kaenapa anda mengulangnya bahkan berpuluh puluh kali setiap
harinya. Jika anda merokok 1 bungkus sehari dan satu bungkus berisi duabelas
batang artinya anda mengonsumsi rokok sebanyak 4380 batang setiap tahunnya dan
jika anda sudah sepulu tahun merokok artinya anda sudah 43800 kali merusak
hadiah yang di berikan tuhan. Satu lagi anda merokok di tempat umum dan tidak
peduli dengan yang lainnya, bahkan beberapa ibu- ibu yang membawa anak
memperingati anda namun anda tetap kekeuh merokok? Apa sih yang anda pikirkan? Kenikmatan
diri sendiri? Sekali lagi renungkan ini jika setiap pergi dan pulang kantor
anda selalu merokok di trasportasi umum, di dalam mobil itu misalnya ada 15
orang lainnya yang tidak merokok, artinya anda mengganggu kenyamanan 30 orang
perharinya dan anda mengganggu kenyamanan 10950 orang setiap tahunnya dan jika
anda sudah sepuluh tahun merokok anda sudah mengganggu 109500 orang. Namun jika
anda melakukan kesalahan pada manusia bukankah anda diharuskan meminta maaf
langsung? Bagaimana jika semua orang yang mengeluh karena tindakan anda? Dan dosa
dengan manusia itu memang harus di tebus dengan meminta maaf, coba renungkan
berapa dosa yang anda buat.
Saran saya
agar tetap nyaman baik untuk perokok maupun non perokok, cobalah buat ruangan
smoking area, dan lakukan denda yang besar pada pelanggarnya jika tidak beri
dia hukuman untuk membersihkan area publik yang cukup luas selama satu minggu
penuh, selain itu berilah sebuah sertifikat penghargaan kepada pelapor yang melaporkan ada perokok
sembarangan, yang tentu saja berguna untuk kehidupanya, misalnya jika sang
pelapor adalah pengangguran sertifikat itu mempermudahnya bekerja. Saya juga
meminta agar supir trasportasi umum maupun kondekturnya harus lulus tes tidak
merokok. Atau setidaknya sediakan ruang yang berbeda dengan diding pembatas
jika mereka merokok. Begitu juga untuk penumpangnya, sediakan ruang yang
berbeda yang memisahkan antara perokok dan non perokok. Dinding yang memisahkan
ruangan ini juga harus menjamin jika orang orang yang tidak merokok tidak
menghirup asap rokok.
Berikut kekesalan
yang ada dihati saya saat ini semoga dapat direnungkan. Bukankah orang yang
tidak merokok mempunyai hak untuk tidak menghirup asap rokok?


Tidak ada komentar:
Posting Komentar