Rabu, Desember 10, 2014

Keluhan Perokok Pasif



Jika setiap perokok di negri ini berani merokok di area publik, artinya setiap orang yang berusaha menjaga tubuhnya dengan tidak merokok adalah perokok pasif di area publik. Menyebalkan bukan? Kenapa para perokok itu tidak menghargai orang orang yang bekerja keras menjaga kesehatan meraka? Mengapa para perokok begitu egois?  Apa masker membantu para non-perokok untuk menghidari bahaya asap rokok? Mungkin pertanyaan seperti itulah yang bergejolak di hati saya mungkin sebagian besar para non perokok yang terpaksa harus menjadi perokok pasif karena harus berpapasan dengan perokok di mana saja. Di Indonesia ini memang sulit untuk memperingati para perokok agar tidak merokok di area publik. Jika dilihat dari tingkah lakunya seorang perokok biasanya sangat egois saat diperingati oleh para non perokok untuk tidak merokok di depannya. Ada saja yang ia lontarkan untuk membela para perokok agar mereka dapat menyangkal argument dari para non perokok. Mulai dari yang seolah mengabaikan bahkan melecehkan, lucunya mereka tidak terlebih dulu apa yang mereka ungkapkan. Payah bukan?
Dalam postingan kali ini saya akan coba menanggapi apa yang mereka ucapkan saat menyanggah ucapan non perokok. Mungkin juga sedikit usulan usulan sepele saya agar semua masyarakat Indonesia yang tidak merokok tidak lagi terpaksa menjadi perokok pasif.
Hal pertama yang saya tanggapi adalah komentar yang sering dikatakan perokok yaitu “gak merokok gak jantan” what? Mungkin sorang ini belum tahu pasti dampak dari merokok ini. Kenapa saya bilang seperti itu? Lho bukankah sudah banyak yang tahu macam macam penyakit yang di timbulkan rokok? Sekarang coba pikir apa penyakitan itu jantan? Belum lagi dalam rokok mengandung TAR yang merupakan bahan campuran dari aspal. Apakah makan aspal itu jantan?  TAR merupakan zat yang membuat paru- paru perokok kotor, berlendir dan cenderung hitam, apakah berparu paru kotor itu jantan? Perokok yang aktif merokok di area public juga merugikan orang lain seperti menyebarkan virus yang justru memamerkan penyakitnya agar semua orang tertular. Apakah hal seperti ini jantan? Apakah seseorang dengan penyakit menular terlihat jantan? Apakah  Bukankah semua itu justru menjijikan? Jika anda perokok anda sama saja mengaspal paru paru anda, apa anda setega itu pada diri anda? Hei rokok juga mengganggu system reproduksi bias saja suatu saat anda tidak punya anak karena kesalahan pada system reproduksi anda, apakah tidak bias punya anak itu jantan? Jika anda tak percaya  karena anda adalah perokok coba lakukan percobaan sederhana saat anda merokok. Yang harus anda lakukan adalah siapkan sapu tangan saat anda merokok, coba penuhi mulut anda dengan asap rokok, lalu tutup mulut anda dengan saputangan tersebut, terakhir hembuskan asap rokok itu pada sapu tangan. Anda dapat lihat sendiri hasilnya sapu tangan itu akan menjadi lengket dan bernoda.
“gak merokok gak jantan” itu adalah tanggapan umum yang sangat menyebar di masyarakat  Indonesia ini namun ada banyak pula perokok yang menyangkalnya. Mereka justru berkata “merokok bukan masalah jantan atau tidak jantan tapi cita rasa” ok, saya pikir anda sudah ketagihan nikotin. Baiklah dari kata cita rasa yang anda ucapkan saya dapat menyimpulkan itu nikotin.  karena zat yang satu ini merupakan zat yang sangat additive, selain itu zat ini juga menimbulkan sensasi adrenalin yang menurut beberapa website sensasinya sama ketika kita melihat film horror atau menaiki roller coaster. Selain itu juga nikotin memiliki dampak seperti menimbulkan semangat pada diri anda juga menghilangkan rasa kantuk, sama dengan caffeine hanya saja lebih kuat. Nikotin  juga menghilangkan rasa lapar sehingga banyak perokok lupa waktu makannya dan akhirnya terserang gangguan pencernaan mulai dari yang sederhana maupun yang kompleks. Nah jika Nicotine akan mempertebal dinding pembuluh arteri anda yang bisa sajamenyumbatnya, lalu ini akan mengganggu kinerja otak anda. Nah bagaimana? Apa gangguan gangguan itu akan terasa enak lagi? Lalu bagaimana jika terserang komplikasi? Apa akan terasa nikmat lagi.
Terakhir hal bodoh yang akan saya tanggapi adalah ”toh merokok gak merokok mati mati juga” “udahlah hidup mati itu di tanggan tuhan” artinya anda tidak menghargai apa yang di berikan tuhan dengan merusaknya, tahukah anda dalam rokok juga terkandung karbon monoksida yang bersifat racun, di salah satu tayangan televisi saya menyaksikan dimana semua orang dalam pasar yang sedang bertransaksi di suatu desa di afrika meninggal karena ulah gas ini. Itu artinya anda berusaha membunuh diri anda lebih cepat. Apa artinya? ya anda merusak pemberian tuhan yang baik untuk anda. Sama saja anda tidak menghargai tuhan dengan menyianyiakan pemberiannya. Bukankah tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk anda? Bayangkan jika anda dilahirkan sudah memiliki organ sama dengan perokok berat. Tuhan memberikan organ yang bersih kok malah dikotorin, bayangkan jika anda memberikan baju kepada seseorang dan orang tersebut di depan anda dengan sengaja menyiramnya dengan tinta permanen bagaimana perasaan anda? Ya itu baru satu kali bagai mana dengan anda? Jika anda perokok berat dan merokok 12 bahkan 24 kali sehari? Berapa kali anda sudah mengotori hadiah dari tuhan sejak pertama merokok? Ya walaupun saya setuju jika merokok ataupun gak merokok toh mati mati juga tapi setidaknya anda menghargai pemberian tuhan itu dengan tidak merusaknya .


Ya seperti itu tanggapan saya kepada komentar komentar perokok, satu lagi kepada perokok yang sering merokok di angkot, kelas, bis, tempat makan, dan fasilitas umum lainya coba renungkan ini. Dengan tidak menghargai pemberian tuhan anda sudah berbuat dosa namun saya yakin tuhan itu maha pemaaf jadi bisa saja anda diampuni, namun kaenapa anda mengulangnya bahkan berpuluh puluh kali setiap harinya. Jika anda merokok 1 bungkus sehari dan satu bungkus berisi duabelas batang artinya anda mengonsumsi rokok sebanyak 4380 batang setiap tahunnya dan jika anda sudah sepulu tahun merokok artinya anda sudah 43800 kali merusak hadiah yang di berikan tuhan. Satu lagi anda merokok di tempat umum dan tidak peduli dengan yang lainnya, bahkan beberapa ibu- ibu yang membawa anak memperingati anda namun anda tetap kekeuh merokok? Apa sih yang anda pikirkan? Kenikmatan diri sendiri? Sekali lagi renungkan ini jika setiap pergi dan pulang kantor anda selalu merokok di trasportasi umum, di dalam mobil itu misalnya ada 15 orang lainnya yang tidak merokok, artinya anda mengganggu kenyamanan 30 orang perharinya dan anda mengganggu kenyamanan 10950 orang setiap tahunnya dan jika anda sudah sepuluh tahun merokok anda sudah mengganggu 109500 orang. Namun jika anda melakukan kesalahan pada manusia bukankah anda diharuskan meminta maaf langsung? Bagaimana jika semua orang yang mengeluh karena tindakan anda? Dan dosa dengan manusia itu memang harus di tebus dengan meminta maaf, coba renungkan berapa dosa yang anda buat.
Saran saya agar tetap nyaman baik untuk perokok maupun non perokok, cobalah buat ruangan smoking area, dan lakukan denda yang besar pada pelanggarnya jika tidak beri dia hukuman untuk membersihkan area publik yang cukup luas selama satu minggu penuh, selain itu berilah sebuah sertifikat penghargaan kepada  pelapor yang melaporkan ada perokok sembarangan, yang tentu saja berguna untuk kehidupanya, misalnya jika sang pelapor adalah pengangguran sertifikat itu mempermudahnya bekerja. Saya juga meminta agar supir trasportasi umum maupun kondekturnya harus lulus tes tidak merokok. Atau setidaknya sediakan ruang yang berbeda dengan diding pembatas jika mereka merokok. Begitu juga untuk penumpangnya, sediakan ruang yang berbeda yang memisahkan antara perokok dan non perokok. Dinding yang memisahkan ruangan ini juga harus menjamin jika orang orang yang tidak merokok tidak menghirup asap rokok.
Berikut kekesalan yang ada dihati saya saat ini semoga dapat direnungkan. Bukankah orang yang tidak merokok mempunyai hak untuk tidak menghirup asap rokok?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar