Melihat
media sosial saat ini yang di penuhi keluhan keluhan mengenai ospek , saya
tertarik untuk menguak kembali pengalaman saya mengenaihal yang satu ini. Saya pribadi
sangat amat menentang dengan budaya Ospek yang dilakukan di Indonesia terutama
yang mengutamakan kekerasan dan bentakan.
Mungkin
saya adalah salah satu orang yang tidak pantas membicarakan soal ini, saya
bukan mentri pendidikan, atau psikolog yang mengertitentang ini, saya hanyalah
mahasiswa biasa yang tidak cukup menonjol. Namun bagaimana mahasiswa lainnya
saya juga mengalami masa masa anak anak yang saya lewati dengan hari hari di
sekolah pendidikan formal. Perkenalkan nama saya Hana Fatimah, saya melalui
masa sekolah dasar saya di SDN Pegadungan 07 pagi, Jakarta barat. Setelah itu
saya melanjutkan SMP di kota yang berbeda yaitu SMPN 3 Purwakarta, namun saya
melanjuutkan SMA di kota yang sama ketika saya SMP, ya di Purwakarta ini, saya
bersekolah di SMA 1 Bungursari, saya tidak takut menyebutkan idenditas saya
yang sesungguhnya demi menuntut sebuah kebenaran demi anak negri.
Pengalaman
saya mungkin tak sesuram kasus kasus yang di siarkan media, baik elektronik
maupun media masa, saya juga tidak benar benar berpengalaman tentang hal ini
namun saya mencoba berbagi kepada semua orang di luar sana untuk itu.
Saya
harusnya pertama mengikuti ospek saat saya SMP, namun saya tidak mengikutinya
karena saya mengalami masalah dengan kesehatan, jadi saya tidak mengetahui
betul bagaimana ospek di sini diadakan. Berlanjut ke SMA di sinilah saya merasa
antusias untuk ‘diospek’ karena sebelumnya saya tidak pernak merasakan apa
ospek yang sesungguhnya. Karena mental saya belum kuat di sinilah saya
mendapatkan berbagai macam kejadian buruk yang tak pernah terlupakan.
Hari
pembekalan para pembimbing dari kakak kelas masih bersikap normal dan tidak overacting saya masih beranggapan meraka
tidak akan seseram yang di TV, di hari
itu mereka meminta benda bena yang sebenarnya wajar, namun mereka namai dengan
tidak wajar apakah hal ini perlu? Di hari pertama ospek para kakak kelas
mulai bersikap overacting dan mulai
berlaga seolah semua dari mereka galak dan memarahi semua peserta ospek apa hal
ini juga perlu? Bukankah tujuan ospek adalah mengenal karakter masing masing
kakak kelas dan lingkungan sekolah, tapi mengapa
para panitia mendadak merubah semua karakternya menjadi galak? Bukankah itu memalsukan diri?. Di hari pertama ini
juga mereka mengecek benda benda yang mereka maksudkan kemarin, satu persatu,
dan jika salah mereka mengambil jika benda itu salah, bukankah itu merampas? Namun di sini satu hal aneh terjadi pada
saya, ya saya salah membawa apa yang mereka maksud. Saya membawa satu kotak
besar biscuit cokklat, dan mereka mengambil biscuit itu padahal ibu saya sangat
susah mencarikanya. Namun ketika saya salah membawa buah mereka tidak
mengambilnya melainkan membiarkannya. Seharusnya saya bawa stoberry saat itu
tapi saya malah membawa nanas, tapi kenapa mereka tidak mengambilnya malah
salah satu dari mereka dengan jelas berkata “gak
mau ah” di hadapan wajah saya. Hei kenapa
kalian tidak ambil juga bukankah bawaan saya salah, kalau begitu artinya kalian
hanya merampas sesuatu yang enak ya? Kembalikan biscuit saya dan ambil nanas
saya! Apakah ini cara kalian untuk menimbun cemilan di ruang kerja sementara
kami kepanasan dan dimarahi oleh komplotan kalian, apakah ini berguna?
Berlanjut
ke hari ke dua saya sedang haid di sana, itu adalah alasan saya untuk tidak
shalat, namun seorang panitia berkata “kalian
mah mending gak di periksain, jamannya teteh mah di periksa pake tisu”
entah yang ia katakan benar atau tidak,
namun bukankah perkataan seperti itu menimbulkan trauma? Asal tahu saja saya
sama sekali tidak berbohong pada hari itu, di hari yang sama kami semua peserta
ospek diarahkan untuk membersihkan keseluruhan sekolah, memang idenya bagus,
tapi kenapa tidak ada panitia yang membimbing mereka justru bermain dan ngerumpi satu sama lain bukankah ini PERBUDAKAN?! Namun apalah
daya diri tak sanggup melawan.
Di hari
terakhir, kami di minta untuk memberikan hadiah kepada kakak kakak pembimbing,
apa setelah yang kalian lakukan kepada kami? Walaupun nilainya tak lebih dari
1000 rupiah, namun apakah pantas orang orang seperti itu di beri hadiah? Karena
begitu saya memberikan biscuit yang mereka maksud saat itu tanpa mengucap apa
apa.
Tak berakhir
di situ kami harus mengikuti perkemahan yang diadakan, ya saya mengikutinya,
walaupun tidak begitu gembira. Di sini kami di bangunkan tengah malam ditengah
waktu istirahat kami, lalu mata kami ditutup dan kami di bawa ke tengah
lapangan. Maksudnya adalah berdoa namun kakak panitia bertindak lain, bukan
malah hening dan mengikuti doa yang dibacakan mereka malah menakut nakuti siswa
dengan trik murahan, berpura pura menjadi hantu, membuat suara suara menyeramkan
dan akhirnya saya sama sekali tidak dapat berkonsentrasi dengan doa yang di
bacakan, yang saya dengar adalah jeritan jeritan para siswa yang ketakutan,
sekali lagi apakah hal ini perlu di
lakukan? Dan hal yang paling berbahaya di operkemahan ini adalah MENGHISAP GULA MERAH DARI MULUT KE MULUT
bukan kah hal semacam ini bisa menularkan penyakit? Terlebihlagi orang terakhir
harus MENELANNYA bukankah ini
berbahaya?
Setelah
SMA saya melanjutkan ke perguruan tinggi namun ospek di sini tidak seseram dan
tidak sesuram masa SMA kami hanya dituntut untuk membawa bekal dan mendengarkan
pidato itu saja.
Ingatlah
tujuan ospek adalah mengoriantasi siswa bukan mengintimidasi siswa, apakah hal hal
seperti meminta tandatangan kepada kakak kelas, menghafalkan nama nama angota
panitia dan posisinya, menamai makanan wajar dengan hal hal tidak wajar hanya
demi merampas siswa baru, berpura pura menjadi pribadi lain, menakut nakuti
siswa dengan trik murahan itu perlu? Apakah itu perlu?
Saya
harap dengan ini dapat merubah sistem ospek di negri ini, siapapun yang membaca
ini, ingat ospek bukan untuk membuat siswa ketakutan tapi untuk membimbing
mereka mengenali lingkungan barunya. Juga bukan untuk kepuasan anda marah marah
dan memperbudak siswa, kalian tidak perlu persiapan berlebihan untuk ospek yang
sederhana, tidak seperti ospek saya dulu, saya harap ospek yang seperti itu di
larang di negri ini.
SATU LAGI
JIKA ANDA MENJADIKAN OSPEK AJANG BALAS DENDAM ANDA SALAH SASARAN!!!!