Kamis, Agustus 28, 2014

Stop Intimidasi Siwa Baru



Melihat media sosial saat ini yang di penuhi keluhan keluhan mengenai ospek , saya tertarik untuk menguak kembali pengalaman saya mengenaihal yang satu ini. Saya pribadi sangat amat menentang dengan budaya Ospek yang dilakukan di Indonesia terutama yang mengutamakan kekerasan dan bentakan.

Mungkin saya adalah salah satu orang yang tidak pantas membicarakan soal ini, saya bukan mentri pendidikan, atau psikolog yang mengertitentang ini, saya hanyalah mahasiswa biasa yang tidak cukup menonjol. Namun bagaimana mahasiswa lainnya saya juga mengalami masa masa anak anak yang saya lewati dengan hari hari di sekolah pendidikan formal. Perkenalkan nama saya Hana Fatimah, saya melalui masa sekolah dasar saya di SDN Pegadungan 07 pagi, Jakarta barat. Setelah itu saya melanjutkan SMP di kota yang berbeda yaitu SMPN 3 Purwakarta, namun saya melanjuutkan SMA di kota yang sama ketika saya SMP, ya di Purwakarta ini, saya bersekolah di SMA 1 Bungursari, saya tidak takut menyebutkan idenditas saya yang sesungguhnya demi menuntut sebuah kebenaran demi anak negri.

Pengalaman saya mungkin tak sesuram kasus kasus yang di siarkan media, baik elektronik maupun media masa, saya juga tidak benar benar berpengalaman tentang hal ini namun saya mencoba berbagi kepada semua orang di luar sana untuk itu.

Saya harusnya pertama mengikuti ospek saat saya SMP, namun saya tidak mengikutinya karena saya mengalami masalah dengan kesehatan, jadi saya tidak mengetahui betul bagaimana ospek di sini diadakan. Berlanjut ke SMA di sinilah saya merasa antusias untuk ‘diospek’ karena sebelumnya saya tidak pernak merasakan apa ospek yang sesungguhnya. Karena mental saya belum kuat di sinilah saya mendapatkan berbagai macam kejadian buruk yang tak pernah terlupakan.

Hari pembekalan para pembimbing dari kakak kelas masih bersikap normal dan tidak overacting saya masih beranggapan meraka tidak akan seseram yang di TV, di hari itu mereka meminta benda bena yang sebenarnya wajar, namun mereka namai dengan tidak wajar apakah hal ini perlu? Di hari pertama ospek para kakak kelas mulai bersikap overacting dan mulai berlaga seolah semua dari mereka galak dan memarahi semua peserta ospek apa hal ini juga perlu? Bukankah tujuan ospek adalah mengenal karakter masing masing kakak kelas dan lingkungan sekolah, tapi mengapa para panitia mendadak merubah semua karakternya menjadi galak? Bukankah  itu memalsukan diri?. Di hari pertama ini juga mereka mengecek benda benda yang mereka maksudkan kemarin, satu persatu, dan jika salah mereka mengambil jika benda itu salah, bukankah itu merampas? Namun di sini satu hal aneh terjadi pada saya, ya saya salah membawa apa yang mereka maksud. Saya membawa satu kotak besar biscuit cokklat, dan mereka mengambil biscuit itu padahal ibu saya sangat susah mencarikanya. Namun ketika saya salah membawa buah mereka tidak mengambilnya melainkan membiarkannya. Seharusnya saya bawa stoberry saat itu tapi saya malah membawa nanas, tapi kenapa mereka tidak mengambilnya malah salah satu dari mereka dengan jelas berkata “gak mau ah” di hadapan wajah saya. Hei kenapa kalian tidak ambil juga bukankah bawaan saya salah, kalau begitu artinya kalian hanya merampas sesuatu yang enak ya? Kembalikan biscuit saya dan ambil nanas saya! Apakah ini cara kalian untuk menimbun cemilan di ruang kerja sementara kami kepanasan dan dimarahi oleh komplotan kalian, apakah ini berguna?

Berlanjut ke hari ke dua saya sedang haid di sana, itu adalah alasan saya untuk tidak shalat, namun seorang panitia berkata “kalian mah mending gak di periksain, jamannya teteh mah di periksa pake tisu” entah yang  ia katakan benar atau tidak, namun bukankah perkataan seperti itu menimbulkan trauma? Asal tahu saja saya sama sekali tidak berbohong pada hari itu, di hari yang sama kami semua peserta ospek diarahkan untuk membersihkan keseluruhan sekolah, memang idenya bagus, tapi kenapa tidak ada panitia yang membimbing mereka justru bermain dan ngerumpi satu sama lain bukankah ini PERBUDAKAN?! Namun apalah daya diri tak sanggup melawan.

Di hari terakhir, kami di minta untuk memberikan hadiah kepada kakak kakak pembimbing, apa setelah yang kalian lakukan kepada kami? Walaupun nilainya tak lebih dari 1000 rupiah, namun apakah pantas orang orang seperti itu di beri hadiah? Karena begitu saya memberikan biscuit yang mereka maksud saat itu tanpa mengucap apa apa.

Tak berakhir di situ kami harus mengikuti perkemahan yang diadakan, ya saya mengikutinya, walaupun tidak begitu gembira. Di sini kami di bangunkan tengah malam ditengah waktu istirahat kami, lalu mata kami ditutup dan kami di bawa ke tengah lapangan. Maksudnya adalah berdoa namun kakak panitia bertindak lain, bukan malah hening dan mengikuti doa yang dibacakan mereka malah menakut nakuti siswa dengan trik murahan, berpura pura menjadi hantu, membuat suara suara menyeramkan dan akhirnya saya sama sekali tidak dapat berkonsentrasi dengan doa yang di bacakan, yang saya dengar adalah jeritan jeritan para siswa yang ketakutan, sekali lagi apakah hal ini perlu di lakukan? Dan hal yang paling berbahaya di operkemahan ini adalah MENGHISAP GULA MERAH DARI MULUT KE MULUT bukan kah hal semacam ini bisa menularkan penyakit? Terlebihlagi orang terakhir harus MENELANNYA bukankah ini berbahaya?

Setelah SMA saya melanjutkan ke perguruan tinggi namun ospek di sini tidak seseram dan tidak sesuram masa SMA kami hanya dituntut untuk membawa bekal dan mendengarkan pidato itu saja.

Ingatlah tujuan ospek adalah mengoriantasi siswa bukan mengintimidasi siswa, apakah hal hal seperti meminta tandatangan kepada kakak kelas, menghafalkan nama nama angota panitia dan posisinya, menamai makanan wajar dengan hal hal tidak wajar hanya demi merampas siswa baru, berpura pura menjadi pribadi lain, menakut nakuti siswa dengan trik murahan itu perlu? Apakah itu perlu?

Saya harap dengan ini dapat merubah sistem ospek di negri ini, siapapun yang membaca ini, ingat ospek bukan untuk membuat siswa ketakutan tapi untuk membimbing mereka mengenali lingkungan barunya. Juga bukan untuk kepuasan anda marah marah dan memperbudak siswa, kalian tidak perlu persiapan berlebihan untuk ospek yang sederhana, tidak seperti ospek saya dulu, saya harap ospek yang seperti itu di larang di negri ini.

SATU LAGI JIKA ANDA MENJADIKAN OSPEK AJANG BALAS DENDAM ANDA SALAH SASARAN!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar